Penyelamat
pertama saat Anda tak banyak memiliki waktu untuk menyiapkan makanan pendamping
anak atau saat Anda sedang berlibur bersama bayi Anda adalah makanan pabrikan.
Cara menyiapkan dalam waktu cepat dan sederhana menghemat banyak waktu Anda. Namun, nyatanya banyak anggapan
bahwa makanan pabrikan kurang sehat karena mengandung zat-zat aditif seperti
pengawet, pewarna dan penambah rasa. Betulkah?
1. Makanan pabrikan bisa tahan lama, apakah
karena mengandung zat pengawet? Jika iya, apakah aman untuk bayi?
Makanan
bayi yang dibuat oleh pabrik sama sekali tidak mengandung pengawet. Hal ini
sudah menjadi peraturan dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dan Kodeks.
Bila mengandung pengawet, maka makanan bayi pabrikan ini tidak akan mendapatkan
ijin untuk dipasarkan. Makanan tersebut bisa awet karena teknologi
freeze dry,
yaitu mengeringkan seluruh bahan-bahan sebelum diolah. Kandungan airnya pun
minimal, terbilang sampai nol. Jadi pada saat kering, bakteri tidak akan bisa
tumbuh dan hidup.
2. Berapa lama bubur bayi pabrikan dapat bertahan
setelah kemasan dibuka?
Makanan
kemasan yang sudah dibuka, harus dihabiskan segera dalam 2 minggu. Jika lebih,
bakteri akan mulai masuk dan berkembang di dalam makanan tersebut. Simpan
makanan yang sudah dibuka dengan cara memasukkannya ke dalam wadah atau stoples
kedap udara dan simpan di tempat yang kering –tidak lembap- untuk menjaga
higienitasnya.
3. Rasa makanan pabrikan cenderung gurih, apakah
ada kandungan MSG atau garam yang banyak di dalamnya?
Berdasarkan
Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA) tahun 1987, MSG
dimasukkan ke dalam kategori Acceptable Daily Intake (ADI) not specified,
artinya MSG dapat digunakan secukupnya yang diatur sesuai dengan cara produksi
pangan yang baik.
Jumlah
bahan tambahan makanan ini dikonversikan per kilogram berat badan dan bila
dikonsumsi setiap hari selama seumur hidup tidak akan memberikan risiko bagi
kesehatan. Meskipun demikian, MSG tidak diperkenankan untuk dikonsumsi bayi
berusia kurang dari 12 minggu (3 bulan).
Oleh sebab
itu, MSG tidak terdapat dalam makanan bayi kemasan yang telah terseleksi BPOM
dan kodeks. Kalaupun ada tambahan seperti garam dan gula tetap ada aturannya. 🍠Sebagai seleksi, Anda wajib membaca
dan mencermati label di kemasannya meliputi kadar garam yang biasanya tertulis
natrium atau sodium, dan kadar gula.
4. Makanan pabrikan mengklaim bahwa produknya
mengandung sayuran dan buah asli, apakah itu benar?
Benar,
melalui pengawasan ketat BPOM, bahan yang digunakan oleh produsen makanan bayi
instan adalah bahan-bahan alami. Jika mengandung ikan, maka benar-benar
bersumber dari ikan, atau bila memiliki rasa ayam, maka dapat dipastikan
menggunakan ayam asli. 🌽Teknik
pengolahan bahan makanan yang menjadi bahan utama dalam MPASI instan adalah
teknik penepungan
(milling)
yaitu pengolahan bahan makanan dengan cara dihaluskan menjadi tepung atau
bubuk.
5. Bahan makanan apa yang paling cocok diolah
menjadi MPASI pabrikan?
Umumnya
MPASI instan terbuat dari campuran tepung beras, susu skim dan minyak nabati.
Untuk meningkatkan kandungan gizi, bahan-bahan tersebut dapat diganti dengan
bahan pangan lokal sumber protein dan vitamin A.
Salah
satunya adalah ikan patin yang kaya protein. Selain itu, labu kuning yang
mengandung betakaroten tinggi sebagai sumber vitamin A dan protein yang
memiliki daya cerna sebesar 99% bisa diselipkan sebagai bahan pembuat makanan
pendamping pabrikan.
6. Apakah kandungan zat gizi pada MPASI pabrikan
lebih baik daripada MPASI rumahan?
Beberapa
MPASI pabrikan sudah melewati proses fortifikasi atau penambahan zat gizi
tertentu untuk membantu ibu memenuhi keutuhan zat gizi bayi. Sebagai contoh zat
gizi yang difortifikasi adalah zat besi. Pemenuhan zat besi sebesar 11 mg per
hari untuk bayi usia 6-8 bulan sangatlah dibutuhkan, sebab pada usia ini bayi
rentan kehilangan zat besi.
Bahan
makanan alami hanya mengandung sedikit zat besi, misalnya pisang yang
mengandung 0,31 mg zat besi dan tepung beras dengan kandungan zat besi sebesar
0,1 mg.
Oleh
karenanya, Anda bisa memberikan makanan pendamping pabrikan (mengandung 2,26 mg
zat besi) bergantian dengan bahan makanan alami. Zat gizi lain yang biasanya
difortifikasikan ke dalam makanan pabrikan antara lain vitamin, DHA, omega 3
dan mineral.
7. Apakah boleh mencampur makanan instan dengan
bahan makanan segar?
Boleh saja,
namun usahakan menyampurnya dengan bahan lain yang tidak terkandung dalam bubur
instan yang Anda pilih. Dengan demikian anak mendapat zat gizi yang lengkap dan
bisa mengenal aneka rasa dan tekstur makanan yang berbeda-beda.
Misalnya,
bubur beras putih instan dicampur dengan ayam dan brokoli. Atau jika bubur
instan yang Anda beli mengandung sayur, maka campur dengan hati ayam atau ikan
dori.
8. Saat memasaknya, apakah harus menggunakan air
mendidih atau cukup air panas saja?
Setiap
makanan kemasan memiliki petunjuk penyajian, termasuk suhu air yang disarankan
untuk mencampurnya, terutama pada jenis bubur bayi instan berbentuk bubuk atau
tepung. Namun ada pula jenis bubur bayi berbentuk tepung alami (tepung gasol)
yang harus dimasak di atas api hingga matang dan tidak bisa diseduh dengan air
panas saja.
Berbeda
dengan bubur tepung instan yang melalui proses pemasakan, lalu dikeringkan dan
dihaluskan terlebih dahulu, tepung alami tidak melalui proses ini. Tepung alami
sama saja dengan bahan makanan mentah denga bentuk yang sudah dihaluskan.
9. Dalam sehari, apakah saya boleh hanya
memberikan makanan pabrikan saja?
Pemberian
makanan bayi berbentuk instan yang dilakukan rutin dan terus menerus membuat
bayi tidak mengenal bahan makanan alami yang biasanya disajikan di rumah.
Selain itu, bayi kehilangan kesempatan untuk mengenal cita rasa asli makanan,
sebab kebanyakan makanan bayi instan adalah makanan campuran yang diolah
bersamaan.
Meskipun
bayi belum tumbuh gigi dan makanan yang diberikan dalam bentuk bubur halus,
namun Anda tetap harus memberikan makanan pendamping yang penuh gizi. Artinya,
ada sumber karbohidrat protein, vitamin, mineral bahkan lemak. Seiring dengan
bertambahnya usia, tingkatkan tekstur makanan menjadi lebih padat dan kasar
untuk melatih rahang dan lidahnya bergerak.
10. Lebih baik mana, makanan instan yang berbentuk pure
botolan atau bubur bayi instan yang diseduh?
Semua jenis
kemasan MPASI instan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berbagai
varian yang tersedia membuat Anda leluasa memilih yang sesuai dengan kebutuhan
dan situasi. Kemasan kotak kardus bisanya terdiri atas kemasan primer berupa plastik
aluminium foil dan kemasan sekunder berupa kotak kardus (kemasan luar).
Kemasan
seperti ini mampu melindungi makanan dari matahari langsung, lebih ringan dan
praktis. Namun kemasan ini rentan terhadap kondisi lembap, sehingga dapat
robek.
Lain halnya
dengan kemasan kaleng yang mampu melindungi makanan dari sinar matahari
langsung, kedap air, udara, dan mikroba. Kemasan ini lebih berat, rentan
terhadap benturan serta kondisi lembap, sehingga bisa berkarat.
Sedangkan
kemasan botol kaca yang biasanya memuat makanan bayi berbentuk bubur ataupun
bahan segar rentan terhadap benturan. Kemasan praktis lainnya adalah kemasan
plastik yang lebih ringan dan tidak mudah pecah. Kemasan jenis ini juga mampu
mencegah reaksi kimia antara bahan kemasan dengan makanan atau minuman yang
dikemasnya. Namun kemasan plastik cenderung buram sehingga kita tidak bisa
melihat dengan jelas makanan di dalamnya. Setelah dibuka, tutupnya mudah
terbuka lagi. Bila Anda kurang cermat dalam menyimpannya, bisa membuat makanan
di dalamnya remuk.
11.Apakah semua vitamin bisa difortifikasi ke dalam
makanan pendamping pabrikan?
Yang
dimaksud dengan fortifikasi adalah penambahan vitamin atau zat tertentu pada
makanan dengan tujuan untuk meningkatkan nilai gizinya. Pemilihan vitamin atau
mineral yang akan ditambahkan biasanya tergantung pada sifat vitamin itu
sendiri.
Misalnya
vitamin C yang sangat mudah rusak akibat proses pemanasan, maka proses
penambahanya disesuaikan dengan sifat mudah rusaknya. 🧀Selanjutnya contoh produk pangan tersebut
melewati serangkaian pengujian organoleptik dan pen¬gujian kestabilan vitamin
selama proses pengolahan dan pe¬nyimpanan. Beberapa vitamin yang biasa
difortifikasikan pada makanan, antara lain vitamin A, D, B, dan C.
12. Bagaimana cara menyimpan makanan bayi instan yang
tepat?
Semua
makanan bayi siap pakai telah diperkaya dengan vitamin, mineral dan aneka zat
gizi penting bagi bayi. Untuk itu, hampir semuanya tidak tahan suhu panas. Maka
hindari paparan langsung sinar matahari, dan perhatikan suhu
ruang
penyimpanannya, yaitu tidak lembap. Bila kemasan sudah dibuka, maka:
a. Simpan sisa makanan bayi dalam wadah kedap
udara. Tempelkan label yang berisi keterangan tanggal dibuka. Pastikan juga
wadahnya selalu tertutup rapat dan terhindar dari sinar matahari langsung.
b. Simpan sisa bubur dalam kemasan botol dalam
lemari pendingin (bukan freezer). Sisa bubur ini bukanlah sisa yang sudah
terkena sendok dan air liur bayi. Beri label dengan keterangan tanggal dan jam
dibuka. Makanan akan tahan dalam kurun waktu 48 jam sejak dibuka. Makanan yang terbuat dari daging dan kuning telur,
sebaiknya dihabiskan dalam waktu 24 jam.
c. Simpan selalu makanan siap pakai berupa bubuk,
biskuit atau makanan kering lain yang telah dibuka dalam wadah tersendiri,
jangan dicampur. Untuk itu, selalu sediakan kantong plastik yang dapat
‘dikunci’ (seal) dan penjepit kemasan.
13. Makanan bayi berupa tepung murni (tepung
gasol) umumnya tidak memiliki rasa atau tawar. Apakah perlu diberikan tambahan
rasa misalnya garam atau gula?
Bayi sampai
usia 6 bulan hanya mengetahui rasa ASI. Sebaiknya hindari pemberian garam dan
gula karena tidak memberikan tambahan nutrisi, dan hanya memperkenalkan suatu
standar rasa enak pada lidah. Selain itu, pemberian garam pada makanan bayi akan
membuat ginjal bekerja lebih berat untuk menyaring, sedangkan pemberian gula
pada makanan atau minuman bayi akan mengakibatkan kerusakan pada gigi. 🍙Sebagai penggugah selera berikan
kaldu atau berbagai bumbu alami dalam jumlah sedikit seperti daun salam, daun
bawang, seledri, bawang putih, dan kayu manis.
14. Anak saya lebih suka bubur instan daripada
bubur buatan sendiri yang dilengkapi sayur dan lauk pauk segar.
Bagaimana
mengatasinya?
Campur
bubur instan Anda dengan bahan makanan alami yang menjadi favoritnya terlebih
dahulu.
Selanjutnya
coba ganti makanan tersebut dengan bahan makanan lain. Caranya: tambahkan satu
persatu secara bergantian. Anda harus bersiap jika bayi menolak. Maka
bersabarlah dan jangan menyerah untuk terus mencoba. Bila dia sudah mulai mau
dengan makanan instan yang dicampur dengan bahan alami, coba juga untuk
memberikan makanan alami tanpa bubur instan. Variasikan rasa dengan cara menambahkan
makanan yang berbeda.
15. Apa yang harus diperhatikan sebelum memberi
makanan bayi instan pada anak?
1.
Perhatikan keutuhan kemasan makanan dan tanggal kadaluwarsa.
2. Cermati
keragaman bahan makanan. Pastikan dari MPASI instan bayi tetap mendapat variasi
makanan seperti aneka tepung (tepung beras putih, tepung beras merah, tepung
maizena, tepung jagung), buah-buahan (apel, pisang, aprikot, avokad),
sayur-sayuran (wortel, bayam, kentang, labu, tomat), dan aneka produk hewani
(ayam, daging, ikan).
3. Cermati kadar garam MPASI instan -di label
kemasan biasanya ditulis ‘natrium’ atau ‘sodium’- kadar gula, dan
zat-zat gizi yang difortifikasi ke dalam MPASI instan.
Kenalkan Fresh Food
Meskipun
tambahan vitamin dan mineral pada makanan bayi instan cukup membantu Anda
memenuhi kebutuhan zat gizi bayi, namun Anda tetap harus mengenalkan anak pada
makanan segar. Anda bisa mengenalkannya sejak pertama kali Anda mengenalkan
makanan padat. Pengenalan makanan segar sejak awal akan direkam oleh bayi. Hal
inilah yang menghindarkan anak menjadi pemilih makanan kelak. Rasa alami dari
bahan makanan segar juga membuat lidah anak tidak menciptakan standar rasa enak
yang berlebihan. Selain itu, Anda juga perlu memperhatikan tesktur makanan yang
akan diberikan sesuai dengan usia bayi. Tingkatkan tekstur makanan menjadi
lebih kasar seiring dengan bertambahannya usia.
Silahkan Share Ke Sosial Media Anda :)