Rumah adalah tempat semua orang untuk sangat penting dalam menumbuhkan tumbuh kembang, selain tempat bernaung.
begitu juga bagi anak autis yang tentu akan sering melakukan kegiatan di rumah. nah, beginilah penganan terbaik untuk anak autis di rumah agar menjadi anak yang terambil dan luar biasa :
1. Meningkatkan
pemahaman & mengajarkan ketrampilan
baru.
Tujuan utama penanganan: pemahaman BUKAN bicara/
pengungkapan.
Orang tua perlu mengerti bahwa sebagian populasi autism
ada yang memang tidak bisa verbal, tetapi hal tersebut tidak mempengaruhi
pemahaman mereka.
Seringkali orang tua kecil hati dan putus asa karena
anaknya tidak bisa verbal (yang berhubungan dengan daerah gangguan perkembangan
di otak), padahal anak sdah sangat membaik perkembangannya dari sebelumnya.
Dengan keadaan anak yang tidak bisa komunikasi secara verbal, maka orang tua
dapat beralih kepada alat bantu komunikasi yang bisa dipelajari. Tujuan kita
adalah memberi anak kemudahan untuk mengekspresikan diri melalui berbagai cara,
sehingga anak tidak frustrasi, dan bisa berperilaku lebih positif.
2. Pendampingan intensif
Pendampingan yang dimaksud disini bukanlah menemani,
tetapi memastikan adanya interaksi aktif antara anak dengan pengasuh/orang tua
yang ada di sekitarnya. Tujuan
pendampingan intensif untuk membina kontak batin terus menerus dengannya (bukan
sekedar kontak mata), dan meningkatkan PEMAHAMAN anak yang umumnya cenderung
terbatas.
Pendampingan ini dilaksanakan sejak anak mulai membuka
mata, hingga saatnya ia tertidur kembali di malam hari. Saat pendampingan
intensif, tugas siapapun yang menemani anak untuk memberikan informasi dan
pengalaman dalam berbagai bentuk kepada anak. Penting sekali untuk TIDAK
membiarkan anak sendirian tanpa melakukan apa-apa.
Berikan pengalaman sebanyak mungkin, disertai
pengarahan. Anak harus tahu, bahwa dunia ini penuh dengan makna. Dengan
mengikuti kemana ia pergi, memberi tahu apa yang ia pegang atau lihat,
menjelaskan berbagai kejadian yang ia alami, kita memberi makna pada hidupnya.
Lebih penting lagi, berikan kesempatan pada anak untuk
melakukan berbagai hal. Mungkin pada awalnya dibantu tetapi sambil mengajarkan
cara mengerjakannya sendiri. Jangan melayani ia setiap saat, karena anak akan
cenderung belajar untuk tidak berdaya bila terus menerus dibantu. Holmes
(1997) menggunakan istilah "learned
helplessness" (atau ketidakberdayaan yang dipelajari) untuk melukiskan
situasi dimana penyandang autisme cenderung belajar menjadi 'tidak berdaya'
sambil tetap mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Keadaan 'tidak berdaya'
juga merupakan kondisi yang menyenangkan bagi anak autis karena ia lalu
punya kesempatan untuk kembali 'masuk' ke dalam dunianya -- terbebas dari rasa
frustrasi, cemas, dan tertekan saat harus susah payah melalui proses belajar hal
baru. Sebaliknya, keadaan 'tidak berdaya' ini merampas seorang penyandang dari
hak-haknya untuk hidup mandiri, untuk menentukan sendiri apa yang ingin ia
lakukan dan bagaimana melakukannya. Keadaan tersebut juga seolah mengizinkan
mereka untuk berperilaku tidak semestinya, karena mereka tidak diajarkan untuk
bertanggung jawab atas perilakunya sendiri. Singkatnya, ‘learned helplessness’
menghambat seorang anak autis mendapatkan hak akan kehidupan yang layak di
kemudian hari.
3. Menetapkan target keterampilan
Untuk dapat meningkatkan pemahaman anak dalam berbagai
bidang: kemampuan berpikir, kemandirian mengurus diri sendiri, ketrampilan
sosial, agar setidaknya mendekati kemampuan anak lain seusianya. Kita perlu
menetapkan target keterampilan. Baker & Brightman (1997) dalam bukunya
Steps to Independence menganjurkan kita:
Melakukan observasi cara anak melewatkan hari-harinya
Mencatat berbagai hal yang sekarang kita lakukan
untuknya, dan kita nilai sudah dapat mulai ia pelajari sendiri (misal: mengikat
tali sepatu, membuka baju, mencuci rambut, membereskan mainan, makan, toileting
dsb). Mungkin juga bisa ditambahkan
ketrampilan baru (bermain) atau tugas lain yang kita perkirakan sudah dapat
dipelajari olehnya.
Melakukan tahap-tahap pembelajaran, maksudnya ada hal
yang harus sudah ia kuasai sebelum ia dapat belajar hal tertentu (prasyarat).
Seperti: duduk sebelum berdiri, makan dengan garpu sebelum memotong dengan
pisau dsb. Jadi, pertimbangkan apa yang sudah dapat ia lakukan, dan apa yang
dapat diajarkan sesudah itu.
Menetapkan prioritas. Pilih, hal apa yang PALING
berarti bagi sekelilingnya bila dapat dikerjakan anak sendiri. Misal: anak
tidak bisa makan sendiri berakibat tidak mungkin pergi makan bersama-sama, anak
tidak bisa pakai baju sendiri berarti ibu tidak bisa meluangkan waktu bersama
anak lain di pagi hari karena sibuk membantu anak berpakaian.
Melakukan pergerakan dalam langkah-langkah yang kecil,
untuk mengupayakan 80% kemungkinan
keberhasilan pada anak. Kita (orang tua/pengasuh) melakukan analisa tugas
dengan cara membagi sebuah tugas dalam langkah kecil untuk diajarkan secara
terpisah dan tersendiri. Misal: untuk tugas mandi, langkah-langkah yang
tercakup adalah masuk kamar mandi, tutup pintu, buka pakaian, siram badan,
pakai sabun, siram badan, keringkan badan dengan handuk, berpakaian, keluar.
Bila salah satu langkah belum dikuasainya, harus diajarkan tersendiri.
4. Mengajarkan kepatuhan
👍🏽Selain
ketrampilan/pengetahuan, penyandang ASD penting sekali untuk diajarkan KEPATUHAN.
Mereka yang cenderung “semau-nya sendiri”, cenderung mengalami masalah di
lingkungan masyarakat, bila tidak sejak dini dibantu untuk patuh.
Kita tanamkan pengertian bahwa “hidup ini penuh dengan
aturan, dan kamu harus belajar untuk mematuhi sebagian besar aturan tersebut”.
Bagaimanapun pandainya seseorang, bila ia tidak dapat
mengikuti aturan yang berlaku..ia akan dikatakan “tidak tahu aturan” dan
seringkali ditolak oleh lingkungannya. Karena itu, ingatkan orang tua untuk
mengajarkan aturan-aturan sederhana kepada anak sedari dini. Misal: tidak boleh
lempar-lempar barang, tidak boleh makan sambil berlari-lari, harus mau
membereskan barang dsb.
Konsistensi disiplin orang tua =
kunci utama adanya kepatuhan pada anak. Wallahu A'lam
📋Sumber
psikolog dra. Dyah puspita, Pengurus yayasan autisme indonesia
🖊dr.
Emi Ummu Khonsa'
🍯🌻Majmu'ah
BIKUM🌻🍯
Silahkan Share Ke Sosial Media Anda :)