Atresia berarti buntu.
Esofagus (kerongkongan) merupakan saluran yang menghubungkan dan menyalurkan
makanan dari rongga mulut ke lambung. Untuk selanjutnya kita sebut kerongkongan
dengan esofagus.
Atresia esofagus merupakan
kelainan kongenital (bawaan) yang ditandai dengan tidak menyambungnya esofagus
bagian awal dengan esofagus bagian akhir.
Pada kebanyakan kasus,
kelainan ini disertai dengan terbentuknya hubungan antara esofagus dengan
trakea (tenggorokan) yang disebut fistula trakeoesophageal (Tracheoesophageal
Fistula/TEF). Atresia esofagus sering disertai kelainan bawaan lain. Kelainan lain
yang menyertai terjadi pada 50% kasus, umumnya melibatkan satu atau lebih organ
seperti kelainan tulang belakang, organ pencernaan, kelainan jantung, ginjal,
dan lain-lain.
Sampai saat ini belum
diketahui zat teratogen apa yang bisa menyebabkan terjadinya kelainan atresia
esofagus, hanya dilaporkan angka terulangnya kembali sekitar 2 % jika salah
satu dari saudara kandung yang terkena.
Atresia Esofagus dapat
disebababkan oleh beberapa hal, diantaranya sebagai berikut :
Faktor obat =>
obat-obatan yang bersifat teratogenik dan dikonsumsi saat hamil bisa
menimbulkan kelainan bawaan pada janin yang dikandungnya.
Faktor radiasi => Radiasi pada permulaan
kehamilan mungkin dapat menimbulkan kelainan kongenital pada janin yang dapat
menimbulkan mutasi pada gen.
Faktor gizi
Tumor esophagus
Bayi lahir prematur
Diagnosa atresia esofagus
bisa ditegakkan sebelum bayi lahir. Salah satu tanda awal dari atresia esofagus
diketahui dari pemeriksaan USG prenatal yaitu polihidramnion, dimana terdapat
jumlah cairan amnion yang sangat banyak. Tanda ini bukanlah diagnosa pasti
tetapi jika ditemukan harus dipikirkan kemungkinan atresia esofagus. Cairan
amnion secara normal mengalami proses sirkulasi dengan cara ditelan janin,
dikeluarkan melalui kencing. Pada Atresia Esofagus, cairan amnion yang ditelan
dikeluarkan kembali karena menumpuknya cairan pada kantong esofagus sehingga
meningkatkan jumlah cairan amnion.
Temuan USG lain dapat
berupa gelembung perut (bubble stomach) yang kecil atau tidak ada pada USG
setelah kehamamilan 18 minggu.
Tanda dan gejala Atresia Esofagus yang mungkin
timbul:
Gelembung berbusa putih di
mulut bayi
Bila pada bayi baru lahir
timbul sesak yang disertai dengan air liur yang meleleh keluar, di curigai
terdapat atresia esofagus.
Segera setelah di beri
minum, bayi akan berbangkis, batuk dan sianosis
(bibir biru) karena cairan masuk ke dalam jalan nafas.
Pada fistula
trakeosofagus, cairan lambung juga dapat masuk kedalam paru, oleh karena itu
bayi sering sianosis (bibir biru tanda kekurangan oksigen).
Jika bayi dicurigai
menderita trakea esofagus, maka bayi akan dipasang selang dari mulut dan
diroentgen. Jika telah terdiagnosa atresia esofagus, maka akan dilakukan
operasi penyambungan esofagus pada bayi.
Bagaimana mencegah agar janin tidak terkena
atresia esofagus ?
Atresia esofagus adalah
kelainan bawaan yang terkadang penyebab pastinya sulit diketahui. Akan tetapi
ummah dapat berikhtiar dengan beberapa cara sebagai berikut :
Selama hamil, jangan
mengonsumsi obat dan jamu tanpa berkonsultasi dengan tenaga medis
Jika berobat, sampaikan ke
dokter bahwa anti sedang hamil
Jika anti harus melakukan
pemeriksaan dengan sinar roentgen, sampaikan kepada petugas agar mendapat apron
pelindung khusus dan benar2 tepat indikasi.
Pastikan ummah mengonsumsi
makanan dengan gizi seimbang
Beberapa penelitian
menyebutkan hamil saat usia lebih dari 40 tahun meningkatkan resiko janin
mengalami kelainan bawaan. Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam
Silahkan Share Ke Sosial Media Anda :)