1. Nama tanaman
Tanaman : Typhonium flagelliforme (L.) Bl.
Sinonim : Coleus amboinicus Lour. , Typhonium
divaricatum (L.) Decne.
Nama daerah : bira kecil, daun panta susu, ki babi,
trenggiling mentik, ileus, kalamoyang.
Nama asing : Rodent tuber (Malaysia), Laoshuyu (China)
2. Klasifikasi
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Gymnospermae
Classsis : Dicotyledonae
Ordo : Arales
Familia : Araceae
Genus : Typhonium
Spesies : Typhonium flagelliforme (L.) Bl. (Anonim,
2007)
3. Morfologi tanaman
Tanaman keladi tikus adalah tanaman sejenis talas
setinggi 25 cm hingga 30 cm, termasuk tumbuhan semak, menyukai tempat lembab
yang tak terkena sinar matahari langsung.
⭕Bentuk
daun bulat dengan ujung runcing berbentuk jantung. Berwarna hijau segar. Umbi
berbentuk bulat rata sebesar buah pala (Harfia, 2006).
4. Habitat dan penyebaran
Tumbuh di tempat terbuka pada ketinggian 1000 meter di
atas permukaan laut. Terdapat di Malaysia, Korea bagian selatan, dan Indonesia.
Di Indonesia penyebarannya terdapat di sepanjang pulau Jawa, sebagian
Kalimantan dan Sumatra dan Papua.
5. Kandungan kimia dan efek farmakologis
Alkaloid, triterpenoid dan lignan (polifenol). Hasil
penelitian menunjukkan sifat membunuh/menghambat pertumbuhan sel kanker.
Menghilangkan efek buruk kemoterapi serta sebagai antivirus dan anti bakteri.
Empat senyawa telah diidentifikasi sebagai
1-O-beta-glucopyranosyl-2-[(2-hydroxyloctadecanoyl)
amido]-4,8-octadecadiene-1,3-diol (1), coniferin (2), beta-sitosterol (3) dan
beta-daucosterol (4). Sebuah cerebroside dengan aktivitas antihepatotoxic yang
signifikan dan glikosida fenilpropanoid diisolasi dari Flagelliforme typhyonium
untuk pertama kalinya (Huang et al., 2004).
Kandungan kimia diidentifikasi sebagai ester metil dari
asam hexadecanoic, asam octadecanoic, asam 9-octadecenoic dan Asam 9,12
octadecadienoic.
Selain itu, beberapa senyawa alifatik diidentifikasi sebagai dodekan, tridecane,
tetradecane, pentadecane, heksadekana, heptadecane, octadecane, nonadecane dan
eicosane. Senyawa unik Metil ester asam 13-phenyltridecanoic diisolasi dan
diidentifikasi menggunakan metode spektroskopi. Tak satu pun dari senyawa
diidentifikasi menunjukkan atau diketahui memiliki perilaku sitotoksik (Choo et
al., 2001).
Analisis GC-MS menunjukkan bahwa D/F21 mengandung asam
heksadekanoat, 1-hexadecene, phytol dan turunan dari phytol. 🥥Keberadaan non-asam lemak
jenuh dalam fraksi ini telah dikonfirmasikan dengan spektroskopi resonansi
magnetic (Lai et al., 2008). Senyawa baru dilaporkan oleh Lai et al. (2010)
yaitu asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, campesterol, stigmasterol dan
beta-sitosterol.
Berbagai ekstrak dari akar, tuber, stem/daun di
aktivitas sitotoksiknya pada murine P388 leukaemia cells menggunakan MTT assay.
Ekstrak kloroform (IC50 = 6.0 µg/mL) dan hexane (IC50 = 15.0 µg/mL) diekstraksi
dari ‘roots dan tubers’ menunjukkan efek sitotoksik lemah. Ekstrak heksan (IC50
= 65.0 µg/mL) dari ‘stems dan leaves’ menunjukkan aktiivitas yang lebih lemah
dari ekstrak kloroform (IC50 = 8.0 µg/mL). Walaupun jus ekstrak dari ‘roots dan
tubers’ sering digunakan untuk treatmen kanker, tapi menunjukkan aktivitas yang
lemah. Analisis lebih lanjut jus ekstrak
mengandung kadar tinggi arginine (0.874%) ditentukan dengan amino acid
analyser. Kandungan tryptophan yang tinggi (0.800%) dikonfirmasi dengan NMR dan
analisis HPLC (Choo et al., 2001).
Bagian tanaman
yang digunakan adalah umbi dan seluruh tanaman, daun sampai akar, yang terbaik
digunakan segar dalam bentuk jus (sari tanaman) dan langsung diminum setelah
diolah.
6. Penelitian tentang tanaman keladi tikus
Umbi keladi tikus terhadap dapat menghambat proliferasi
sel kanker MCF-7 pada konsentrasi 89,15 µg/nl (IC 90) (Harfia, 2006).
Ekstrak heksan dari tanaman ini dievaluasi aktivitas
sitotoksik terhadap kultur in vitro pada sel-sel murine leukemia P388 dan
menunjukkan IC lemah (50) 15 µg / ml (Choo et al., 2
Empat pheophorbide senyawa terkait, yaitu
pheophorbide-a, pheophorbide-a ‘, pyropheophorbide-dan metil
pyropheophorbide-suatu telah diidentifikasi dalam fraksi yang paling aktif,
D/F19. Konstituen ini memiliki aktivitas antiproliferatif terhadap NCI-H23
(lung cancer) dan HS578T (breast cancer) cell lines dan aktivitas meningkat
setelah photoactivation. Namun, aktivitas antiproliferative lebih besar
ditunjukkan D/F19 sendiri dibandingkan dengan pheophorbides dan subfraksi
lainnya menunjukkan beberapa bentuk tindakan sinergis antara konstituen.
Pengaruh hambat D/F19 dan pheophorbides adalah apoptosis karena ketiadaan
cahaya (Lai et al., 2010).
Delapan tanaman diuji yaitu Herba Polygonis
Hydropiperis (Laliaocao), Folium Murraya Koenigii (Jialiye), Rhizoma Arachis
Hypogea (Huashenggen), Herba Houttuyniae (Yuxingcao), Epipremnum pinnatum
(Pashulong), Rhizoma Typhonium Flagelliforme (Laoshuyu), Cortex Magnoliae Officinalis
(Houpo) and Rhizoma Imperatae (Baimaogen) aktivitas antimikroba dan
antioksidannya.
Hasil menunjukkan ekstrak dari Magnoliae Officinalis, Folium Murraya
Koenigii, Herba Polygonis Hydropiperis dan Herba Houttuyniae menunjukkan sifat
antioksidan lebih tinggi dibanding tanaman uji yang lain. Sementara Cortex
Magnoliae Officinalis menunjukkan sifat antioksidan dan antimikroba tertinggi
(Chan et al., 2008).
Aksi farmakologis dari keladi tikus telah diteliti oleh
Zhong et al (2001). Semua ekstrak air, alkohol dan ekstrak ester keladi tikus
memiliki efek meredakan batuk, menghilangkan dahak, antiasthmatic, analgesia,
anti-peradangan dan obat penenang. Toleransi maksimum untuk toksisitas akut
adalah 720 g / kg (ekstrak air), 900 g / kg (ekstrak alkohol) 3.240 g / kg
(ekstrak ester).
🌐CCRC
Farmasi UGM
#artikelherbabikum #herbaantikanker #keladitikus
Silahkan Share Ke Sosial Media Anda :)