Bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran
dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15 – 30 cm di dalam
tanah.
Batangnya sejati atau disebut “diskus” yang berbentuk
seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya akar dan mata tunas
(titik tumbuh),
diatas diskus
terdapat batang semu yang tersusun dari pelepah-pelepah daun dan batang semu
yang berada di dalam tanah berubah bentuk dan fungsi menjadi umbi lapis.
Daunnya berbentuk silindris kecil memanjang antara 50 –
70 cm, berlubang dan bagian ujungnya runcing, bewarna hijau muda sampai tua,
dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek.
Tangkai bunga keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh)
yang panjangnya antara 30 – 90 cm, dan di ujungnya terdapat 50 – 200 kuntum
bunga yang tersusun melingkar (bulat) seolah berbentuk payung. Tiap kuntum
bunga terdiri atas 5 – 6 helai daun bunga yang berwarna putih, 6 benang sari
berwarna hijau atau kekuning-kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk hampir
segitiga. Bunga bawang merupakan bunga sempurna (hermaprodit) dan dapat
menyerbuk sendiri atau silang.
Buahnya berbentuk bulat dengan ujung tumpul membungkus
biji berjumlah 2 –3 butir, bentuk biji agak pipih saat muda berwarna bening
atau putih setalah tua berwarna hitam.
Biji bawang merah dapat digunkan sebagai bahan
perbanyakan tanaman secara generatif.
Bawang merah dihasilkan di 24 dari 30 provinsi di
indonesia. Provinsi penghasil utama bawang merah diantaranya adalah Sumatera
Utara, Sumatara Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, bali, NTB, dan
Sulawesi selatan.
Bawang merah digunakan sebagai obat tradisional yang
dapat menyembuhkan penyakit deman, kencing manis dan batuk.
Bawang merah mengandung kuersetin, antioksidan yang
kuat yang bertindak sebagai agen untuk menghambat sel kanker.
Kandungan lain dari bawang merah diantaranya protein,
mineral, sulfur, antosianin, karbohidrat, dan serat (Rodrigues et al., 2003).
Satu setengah sampai tiga setengah ons bawang segar
apabila dikonsumsi secara teratur mengandung kuersetin yang cukup sebagai
perlindungan terhadap kanker.
Bawang kaya akan flavonoid yang telah diketahui untuk
mendeaktifkan banyak karsinogen potensial dan pemicu tumor seperti menganggu
pertumbuhan sel sensitif estrogen pada kanker payudara.
📚CCRC
Farmasi UGM
Silahkan Share Ke Sosial Media Anda :)