Psikosomatik adalah keluhan fisik yang didasari adanya
proses psikologis yang berkaitan dengan mekanisme adaptasi stres di sistem otak
terutama di bagian bernama Hipotalamus serta jalurnya yang menuju organ
penghasil hormon-hormon tubuh. Pada suatu kondisi stres yang berlangsung lama,
daya tahan adaptasi manusia terhadap stres berkurang sehingga mengaktifkan
sistem ‘alarm’ stres di otak yang berkaitan dengan hormon stres ( kortisol ),
adrenalin, serta sistem saraf yang mengatur kerja organ-organ tubuh.
Karena itu gejala yang timbul adalah gejala-gejala
fisik, walaupun tidak ditemukan kelainan jika dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan
seperti rekam jantung, USG, dll. Semuanya merupakan proses psikologis yang
berkaitan dengan sistem hormonal dan zat kimia otak pengatur organ-organ tubuh.
Banyak orang mengeluh sakit ini itu yang tidak
sembuh-sembuh, bolak-balik ke dokter untuk keluhan yang sama, menghabiskan
biaya besar untuk berbagai cek laboratorium, tapi hasilnya normal.
Jika seperti itu perlu dipikirkan apakah ada stres
berkepanjangan yang bisa jadi merupakan sumber dari keluhan itu. Dan kadang
stresnya tidak harus berupa hal yang jelas.
Untuk kasus-kasus psikosomatis, seringkali dokter
memberikan obat yang memang berpotensi menyebabkan ketergantungan. Karena itu,
sebaiknya konsultasikan kepada dokter yang ahli dalam menangani kasus
psikosomatis yaitu dokter spesialis kejiwaan
( psikiater ). Selain mengerti masalah kejiwaan, psikiater juga mengerti
dan biasa menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis terkontrol dan
pemberiannya selalu dipantau.
Biasanya bukan merupakan obat untuk selamanya, tetapi
hanya digunakan sementara dan ada waktu maksimalnya agar tidak menimbulkan efek
ketergantungan. Memang ketergantungan obat merupakan salah satu alasan mengapa
banyak orang tidak mau mencari pertolongan dari psikiater.
Padahal pada dasarnya tidak ada seorang psikiater yang
ingin mencelakai pasiennya.
Pasien-pasien gangguan jiwa memang butuh obat untuk
menyeimbangkan zat kimia di otaknya. Dan setiap pasien berbeda. Semua akan
berjalan baik jika rutin berkonsultasi.
Dan lain2nya masih banyak lagi kriteria diagnosa
gangguan jiwa dimana *hanya psikiater saja yang dapat menentukan diagnosanya,
kita tidak bisa menyimpulkannya sendiri* karena keterbatasan ilmu kedokteran
jiwa.
Kira-kira seperti itu gambaran beberapa jenis gangguan
jiwa yang biasa ditemukan. Gangguan jiwa dapat diobati, apalagi jika diketahui
sejak awal. Perhatikan tingkah laku anggota keluarga atau teman, jika ada
perubahan, segera telusuri, apakah ada sesuatu yang menyebabkannya.
Konsultasikan kepada ahlinya jika menemukan keluarga,
teman, kerabat yang mengalami gangguan jiwa.
Psikolog membantu memahami perilaku manusia, apapun
bentuk perilaku itu. Psikolog mempelajari bagaimana manusia berpikir, bagaimana
perasaan manusia, dan bagaimana seseorang menunjukan perilaku ketika menghadapi
situasi tertentu. Psikolog membantu dengan percakapan konseling agar orang yang
mengalami masalah itu menjadi lebih mengenal dirinya dan mengerti
permasalahannya.
Jika menurut psikolog masalahnya menyangkut gangguan
kejiwaan, maka yang dinilai lebih ahli untuk menangani adalah psikiater.
Psikiater adalah dokter yang mengambil spesialis
kesehatan jiwa. Psikiater berhak memberi obat-obatan yang diperlukan penderita
gangguan jiwa jika memang dianggap perlu dan bisa memberikan psikoterapi.
Adanya pikiran atau perasaan yang mengganggu dapat
membebani seseorang. Apabila ada yang mau mendengarkan, berbagi rasa, berbagi
cerita, lalu membantu menyelesaikan sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya,
akan sangat menolong. Perhatian dan kepedulian adalah bantuan yang diperlukan
untuk mereka yang mengalami gangguan jiwa. Mari tingkatkan kepeduliaan kita
untuk kesehatan jiwa.
__________
📚
Sumber :
@Buku Pedoman Kesehatan Jiwa – Kementerian Kesehatan RI
@Pengantar Psikiatri – dr. Hervita Diatri, Sp.KJ
@Mengenal Perasaan Kita – dr. Hervita Diatri, Sp.KJ
@Tanda dan Gejala Klinis Psikiatri – dr. Hervita
Diatri, Sp.KJ dan dr. Suryo Dharmono, Sp.KJ
@Psikosomatis, Apakah Itu Berbahaya ? – dr. Andri,
Sp.KJ
@Gangguan Alam Perasaan – Prof. Dr. H. Ayub Sani
Ibrahim, Sp.KJ ( K )
@Skizofrenia, Spitting Personality - Prof. Dr. H. Ayub
Sani Ibrahim, Sp.KJ ( K )
@Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ-III – dr.
Rusdi Maslim, Sp.KJ
@Psikolog, Sahabat Sejati Dalam Suka dan Duka – Aril
Halida, M.Psi
-BIPOLAR CARE INDONESIA-
Silahkan Share Ke Sosial Media Anda :)